Halo Rek!
Senang rasanya saya bisa menyapa teman-teman semua dan bersilaturahmi lewat tulisan ini. Apakah teman-teman sudah melihat sungai hari ini? Jika ya, apa yang kalian rasakan? Sungai memegang peran penting dalam siklus air, keberadaanya menjadi saluran berkah yang menyebarkan air dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Tidak hanya sebagai sumber pengairan untuk pertanian atau kebutuhan rumah tangga, sungai juga memiliki fungsi lainnya seperti ekologi, ekonomi, edukasi, bahkan rekreasi.
Sungai Brantas adalah satu dari ribuan sungai yang ada di Indonesia. Sungai ini adalah sungai yang legendaris karena keberadaannya bahkan tercatat dalam berbagai prasasti berbagai kerajaan misalnya prasasti zaman Majapahit, salah satunya Prasasti Canggu. Prasasti dalam bentuk lempeng tembaga itu bermasa pada zaman Hayam Wuruk tahun 1280 saka atau sekitar tahun 1358 masehi. Prasasti ini bercerita tentang pentingnya perahu penyeberangan di beberapa sungai seperti Sungai Brantas. Perahu yang dimaksud adalah perahu tambang. Perahu dikaitkan pada tali tambang yang menghubungkan satu sisi sungai dengan sisi di seberangnya.

Dalam prasasti itu disebutkan ada 33 desa penyeberangan di sepanjang aliran Sungai Brantas dan adanya hak-hak istimewa untuk para penjaga tempat penyeberangan sungai itu. Keberadaan sungai ini, yang sudah ratusan tahun umurnya atau lebih dari itu, menjadi saksi berbagai peristiwa dalam peradaban manusia lintas generasi. Saya sendiri percaya bahwa ada atau tanpa adanya manusia, sungai ini akan terus mengalir, kecuali alam berkata lain.
Sayangnya, banyak sekali tantangan yang dihadapi oleh Sungai Brantas, yang jika dirunut disebabkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggungjawab. Pencemaran sungai dan daerah aliran sungai dalam berbagai bentuk, semakin menurunnya debit air, penyempitan dan pendangkalan sungai, dan masih banyak lagi. Tidak susah menemukan berita tentang berbagai problematika yang membuat kita, bagi yang peduli, menghela nafas panjang, mengelus dada, menggelengkan kepala atau melakukan ketiganya sekaligus. Tapi itulah faktanya, Sungai Brantas makin merana dan seakan “tenggelam” dengan masalah yang tidak dia perbuat sendiri. Masalah yang terjadi terus menerus dalam durasi waktu yang panjang.

Tentu tidak mudah untuk menyelesaikan permasalah tersebut, diperlukan upaya lintas pihak yang masif, sistematis, dan terstruktur yang menyasar pada perubahan perilaku manusia, terutama mereka yang memang tinggal di daerah aliran Sungai Brantas.
Butuh waktu lama menurut saya, tapi siapapun dari kita bisa memainkan peran apapun yang kita bisa. Tidak usah malu atau peduli cibiran orang sepanjang tujuannya baik, tidak melanggar hukum, dan tidak merugikan atau menggunakan sumber daya yang dimiliki orang lain tanpa izin.
Pameran virtual bertajuk “Imaji Bebas Anak-Anak DAS Brantas” yang merupakan persembahan dari Ekosistem Kreatif Brantas dan kolaborasi Museum Brantas Jombang dan Pasar Brantas ini adalah satu bentuk kepedulian akan kondisi Sungai Brantas, yang disalurkan melalui karya gambar dan mewarnai puluhan anak-anak, yang memang berasal dari berbagai penjuru daerah aliran sungai ini. Museum Brantas Jombang dan Pasar Brantas adalah bagian penting dari Ekosistem Kreatif Brantas. Langkah kecil yang patut didukung dan diapresiasi atau justru dikritik namun dengan cara yang etis dan membangun. Pameran ini menampilkan puluhan karya gambar, mewarnai, serta sajak yang diilhami dari karya anak-anak ini. Jujur pun saya kaget sekaligus gembira melihat hasil karya mereka, bahwa imajinasi anak-anak tentang Sungai Brantas dan kehidupan desa ternyata beragam bentuknya. Sungai Brantas tidak bisa dipisahkan dari kehidupan desa dengan berbagai dinamikanya mulai aspek ekonomi, sosial, seni budaya, bahkan keagamaan. Sajak-sajak yang dipamerkan adalah karya saya pribadi yang terinspirasi dari karya anak-anak tersebut. Sajak-sajak ini banyak berisi pesan dan kritik akan banyak hal yang terjadi di masyarakat.

Saya sangat mengapresiasi semua karya anak-anak ini dan yang saya yakin akan terus menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Semoga kegiatan yang memfasilitasi imaji anak-anak akan terus ada, berkembang banyak, dan beragam. Selamat untuk semua pihak yang telah membuat pameran virtual ini menjadi kenyataan.
Akhirnya mari kita terus peduli akan Sungai Brantas dan juga lingkungan pada umumnya. Sangat mudah untuk membuat sungai ini tidak makin menderita. Jika kita tidak bisa berkontribusi apapun, setidaknya kita tidak menambah masalah atau justru kita yang menjadi sumber masalah. Bagi yang hati dan pikirannya terketuk untuk lebih aktif “bergerak”, kita bisa melakukan hal-hal yang kita bisa untuk merawat dan menjaga sungai dan lingkungan tersebut.

Selaku pendiri Ekosistem Kreatif Brantas, saya mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan berbagai pihak kepada kami. Semoga kita selalu dipertemukan dalam banyak kebaikan berikutnya.
Matur suwun,
Johar Zauhariy
Pendiri Ekosistem Kreatif Brantas